Wednesday, May 1, 2013

Bahaya Pacaran menurut islam

Bahaya Pacaran (Khalwat)

Ada satu hal lagi yang sangat membahayakan generasi muda, yaitu suatu perbuatan yang akan mendorong generasi muda untuk berlaku melanggar ketentuan, yaitu khalwat (pacaran) antara muda-mudi yang jauh dari kontrol orang tua. Kenyataan ini sangat dikhawatirkan lantaran dapat mendatangkan suatu perbuatan yang tidak diinginkan. Memang khalwat ini dimulai dari bincang-bincang, yang meningkat sampai berpelukan. Dan apabila telah sampai kepada fase ini, maka nafsu birahi akan menggelora dan membakar jiwa yang sangat sulit dipadamkan. Padahal perbuatan seperti ini tidak layak dilakukan sebelum memasuki jenjang pernikahan, sebab berciuman dan berpelukan merupakan penghangat dan pintu gerbang persetubuhan. Apabila hubungan biologis ini tidak sampai persetubuhan, atau hanya sampai kepada berpelukan dan ciuman, maka kedua belah pihak akan mengalami tekanan jiwa. Segi yang lebih membahayakan dari perbuatan seperti ini akan mengembang lebih jauh dan mengakibatkan mereka tersesat lebih jauh pula. Dan andaikata perbuatan seperti itu sudah terlalu sering dilakukan, maka sangatlah sulit dihalang-halangi. 
Dan yang lebih membahayakan lagi ialah apabila pertemuan ini dibarengi dengan hidangan minuman keras. Sebab, minuman keras akan mampu menghilangkan kesadaran seseorang, di samping akan menambah gairah sexual. Apabila mereka sudah mulai mereguknya – seteguk demi seteguk – maka mereka telah mulai tergelincir ke dalam perbuatan yang akan disesali setelah sadar. 
 Mengingat bahya-bahaya khalwat ini, maka Rasulullah saw. bersabda :
 لايحلونّ رجل بامرأة الاّومعها ذومحرم ولاتسافر المرأة الاّ مع ذى محرم. (رواه السلم) 
“Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh muhrimnya (Hadits riwayat Muslim)”.
 لا يخلونّ رجل بامراة الاّكان ثالثهما الشّيطا ن
 “Tidak sekali-kali seorang wanita dan lelaki menyendiri, kecuali yang ketiganya adalah setan (Hadits riwayat Turmudzi)”. 
Dan masih ada satu hal lagi yang pada dasarnya kaum wanita sering menganggap remeh, yaitu tidak hati-hatinya kaum wanita menemui kerabat suami atau kerabatnya sendiri ketika suami tidak ada di rumah. Mereka bersikap menganggap remeh lantaran yang ditemui adalah famili. Padahal keadaan tersebut sangatlah membahayakan. Masih lebih baik andaikata yang dihadapinya adalah orang lain, yang kemungkinan berbuat sembrono sangat sedikit. Tetapi apabila yang dihadapinya itu adalh kerabat atau famili-baik dari suami atau kerabatnya sendiri-tentunya akan bisa bertindak lebih leluasa di dalam ruangan persaudaraan. Dan kesempatan khalwat sering kali terjadi, yang hal ini merupakan jebakan setan menuju kesesatan. 
Islam memerintahkan agar kaum wanita bertindak hati-hati dan tidak berlaku sembrono, sekalipun terhadap famili. Oleh karena itu Rasulullah saw. mewasiatkan perihal kerabat ini kepada kaum wanita agar berlaku hati-hati :
 ايّاكم والدّخول على النّساء، فقال رجل من الانصار افرايت الحمو قال: الحمو الموت. (رواه البخاري) 
“Hati-hatilah kalian jangan menemui wanita”. Salah seorang sahabat Anshar bertanya: “Bagaimana dengan al-hamu (saudara suami atau kerabat, seperti anak paman, atau saudara istri). Demikian pula dengan lelaki yang boleh kawin dengannya di antara kerabatnya sendiri?” Rasulullah menjawab : “Al-hamu berarti maut (Hadits riwayat Bukhari)”. .
READ MORE - Bahaya Pacaran menurut islam

Thursday, February 28, 2013

DAMPAK BURUK PERBUATAN DOSA

Ketahuilah wahai saudaraku, perbuatan yang seorang hamba lakukandi dalam kehidupan dunia ini ada yang berdampak positif dan ada pula yang berdampak negatif. Sebagaimana halnya ketika hamba melakukan perbuatan baik dan senantiasa bersungguh-sunguh dalam kebaikan, maka Allah ta’ala akan mempermudah baginya jalan menuju ridho-Nya. Begitu pula sebaliknya, perbuatan dosa mempunyai pengaruh buruk yang sangat signifikan dan kompleks baik terhadap hati pelaku, badan maupun terhadap masyarakat sekitarnya. Dan pengaruh buruk tersebut dapat terjadi di dunia dan juga akhirat.
Maka pada kesempatan ini kami akan menyuguhkan kepada pembaca sepenggal dampak buruk dari perbuatan dosa dan maksiat.Dengan harapan dapat membuat hati kita takut hanya kepada Allah semata, sehingga dengan taufik-Nya kita dapat meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat.
Diantara pengaruh buruk dari perbuatan dosa dan maksiat adalah:

Pertama: Menghalangi datangnya ilmu.
Ketahuilah,wahai saudaraku, ilmu adalah cahaya yang Allah ‘azza wa jallaberikan kepada hamba-Nya. Ketika seorang penuntut ilmu bermaksiat kepada Allah, maka Allah mencegahnya untuk mendapatkan ilmu.
Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Imam asy-Syafi’i rahimahullah ketika beliau mengadukan tentang buruknya hafalan beliau dikarenakan maksiat yang beliau lakukan. Ia berkata:

شَكَوْتُإِلَىوَكِيْعٍسُوْءَحِفْظِيْفَأَرْشَدَنِيْإِلَىتَرْكِالْمَعَاصِي

وَقَالَاعْـلَمْبِأَنَّالْعِلْـمَنُوْرٌ         وَنُوْرُاللهِلاَيُؤْتَاهُعَـاصِ

Aku mengeluh kepada Waki’ akan buruknya hafalanku
Lalu ia membimbingku untuk meninggalkan maksiat
Beliau berkata: ketahuilah bahwa ilmu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada yang suka bermaksiat
Sebaliknya jika seorang selalu menjaga ketakwaannya kepada Allah ‘azza wa jalla, maka ia akan mendapatkan limpahan ilmu. Ia akan dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, yang bermanfaat dan yang berbahaya. Dan ini merupakan ilmu sebagaimana Allah membukakan baginya ilmu lainnya yang tidak diberikan kepada orang selainnya.
Kedua: Penyebab terhalangnya rizqi.
Perbuatan dosa dan maksiat akan menghalangi seseorang dari rizqi.Sebaliknya, takwa merupakan sebab Allah menganugerahkan rizqi bagi hamba-Nya.Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّالْعَبْدَلَيُحْرَمُالرِّزْقَبِالذَّنْبِيُصِيْبُهُ.

“Sesungguhnya seorang hamba akan terhalang dari datangnya rizki dikarenakan dosa yang diperbuatnya.“(Imam Ahmad 5/277, 280, 282 dan Ibnu Majah no. 4022)
Ketiga: Kesulitan dalam segala urusan.
Wahai saudaraku, seseorang yang senantiasa terjerumus dalam perbuatan dosa dan maksiat akan mendapatkan banyak rintangan, kesulitan dan kesukaran dalam setiap urusan. Lain halnya dengan seseorang yang ketakwaan senantiasa bersemi dalam sanubarinya, maka ia akan mendapati segala urusannya mudah. Dan kemudahan tersebut akan selalu langgeng sampai di akhirat kelak. Hal ini sebagaimana firman Allah tabaaraka wa ta’ala dalam surat at-Thalaq ayat 4:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. at-Thalaq: 4)
Adapun di akhirat kelak, maka Allah akan meneguhkan dirinya dalam menjawab pertanyaan malaikat yang mendatanginya di alam kubur. Allah tabaaraka wa ta’ala berfirman:
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)
Keempat: Perbuatan dosa dan maksiat membuat hati menjadi gelap.
Efek kronis dari perbuatan dosa dan maksiat yang hamba lakukan akan memberikan noda hitam pada hatinya. Apabila seorang hamba tersebut terus dan senantiasa dalam kemaksiatan, maka hatinya akan menjadi gelap dan menjadi sulitlah hidayah Allah mengetuk pintu hatinya, dan hal tersebut dapat menjerumuskan dirinya ke dalam perkara-perkara yang lebih buruk lagi seperti, kesyirikan, bid’ah, kesesatan dan perkara-perkara yang membinasakannya.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seseorang mukmin apabila berbuat dosa maka di beri titik hitam pada hatinya, apabila ia bertaubat, kemudian meninggalkan perbuatan dosa tersebut lalu beristighfar, maka bersihlah hatinya.Apabila ia terus dalam berbuat dosa maka semakin bertambah titik hitam tersebut sampai menutupi hatinya, itulah karat yang Allah sebutkan: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”. (QS. al-Mutaffifin: 14)
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Sesungguhnya kebaikan akan memberikan sinar di wajah, cahaya pada hati, keluasan rizqi, kekuatan badan, dan kecintaan di hati manusia.Adapun kemaksiatan memberikan hitam pada wajah, kegelapan dalam hati, kelemahan badan, kekurangan rizqi dan kebencian di hati manusia.”

Kelima: Perbuatan dosa dan maksiat merupakan warisan umat-umat dahulu yang telah dibinasakan dengan berbagai macam adzab.
Berapa banyak umat-umat yang telah Allah ta’alabinasakan dikarenakan dosa dan maksiat. Allah membinasakan kaum Nuh ‘alaihissalam dikarenakan mereka berbuat kesyirikan di muka bumi ini dengan ditenggelamkan dengan banjir yang sangat besar. Kemudian disusul oleh kaum Nabi Hud ‘alaihisssalam yang Allah binasakan dengan adzab yang sangat pedih. Maka seorang mukmin hendaknya mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan menjauhi segala larangan-Nya. Firman-Nya:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Yusuf: 111)
Keenam: Kemaksiatan dapat mewariskan kehinaan bagi pelakunya.
Sesungguhnya kemuliaan hanya dapat diperoleh dengan ketaatan kepada Allah ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.” (QS. Fathir: 10)
Sebaliknya, perbuatan maksiat yang dilakukan seorang hamba akan melahirkan kehinaan dalam dirinya, yang mana hal tersebut dapat menyebabkan kehinaan pula bagi dirinya di akhirat kelak.
Ketujuh:Sebab turunnya laknat dari Allah ta’ala dan Rasul-Nya.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat beberapa pelaku kemaksiatan melalui lisannya, seperti laknat beliau atas wanita yang menyambung rambut atau yang meminta disambung, terhadap orang yang bertato atau meminta ditato (Muttafaq ‘alaihi). Sebagaimana juga beliau melaknat orang yang makan riba, yang memberikan riba, penulisnya dan kedua saksinya (HR. muslim).
Sebab hal di atas termasuk bentuk kemaksiatan kepada Allah dan rasul-Nya, dan barang siapa yang bermaksiat kepada Allah maka Allah akan melaknatnya. Dan arti dilaknat di sini adalah dijauhkan dari rahmat Allah ‘azza wa jalla.
Kedelapan: Penyebab kerusakan di muka bumi.
Di antara pengaruh yang sangat kompleks dari perbuatan dosa dan maksiat adalah terjadinya kerusakan di muka bumi seperti gempa bumi, tsunami, banjir bandang, krisis moneter dan lain sebagainya. Allah tabaaraka wa ta’ala berfirman:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. ar-Rum: 41)
Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati perkampungan kaum Tsamud. Beliau melarang para sahabatnya untuk melewati perkampungan mereka kecuali dalam keadaan menangis. Beliau juga melarang minum dari air-air mereka dan mengambil air dari sumur sumur mereka.
Penutup
Hanya inilah sekelumit pengaruh-pengaruh dosa dan maksiat yang dapat disuguhkan. Disana masih banyak lagi yang tidak diketahui kecuali oleh Allah ‘azza wa jalla.
Kita memohon kepada Allah tabaaraka wa ta’ala agar senantiasa diberi pertolongan dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan semoga Allah ta’ala senantiasa memberikan ketaqwaan dalam sanubari kita dan terus bersemi di dalamnya sampai ajal menjemput kita.
[Oleh: Aulia Ramdanu]
 x
MUTIARA ATSAR SAHABAT  
Anas bin Malik rahdhiyallahu ‘anhu berkata (HR. Bukhari, no. 6127):

إِنَّكُمْلَتَعْمَلُوْنَأَعْمَالاًهِيَأَدَقُّفِيأَعْيُنِكُمْمِنَالشَّعْرِ،إِنْكُنَّالَنَعُدُّهاَعَلَىعَهْدِرَسُوْلِاللهِمِنَالْمُوْبِقَاتِ.

“Sesungguhnya kalian mengerjakan perbuatan-perbuatan, yang pada pandangan kalian ia lebih lembut dari rambut, sementara kami dahulu para masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap termasuk dosa besar yang dapat membinasakan.”
Ibnu Mas’ud rahdhiyallahu ‘anhu berkata (HR. Bukhari):

إِنَّالْمُؤْمِنَيَرَىذُنُوْبَهُكَأَنَّهُفِيأَصْلِجَبَلٍيَخَافُأَنْيَقَعَعَلَيْهِ،وَإِنَّالْفَاجِرَيَرَىذُنُوْبَهُكَذُبَابٍوَقَعَعَلَىأَنْفِهِ،

فَقَالَبِهَهَكَذَا،فَطَارَ.

“Sesungguhnya orang mukmin melihat dosanya seolah-olah ia berada di bawah gunung, ia khawatir gunung itu akan roboh menimpanya. Sedangkan tukang maksiat melihat dosanya seperti seekor lalat yang menempel di hidungnya, ia menyingkirkannya begitu saja dan lalat itu pun terbang.”
READ MORE - DAMPAK BURUK PERBUATAN DOSA

Wednesday, January 9, 2013

Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu


sobat blogger yang dimuliakan oleh ALLAH SWT betapa ALLAH telah memperingatkan kita tentang shalat. shalat adalah tiangnya agama. jika kita tidak shalat, apa jadinya agama kita??? jadi mulailah kita bertaubat dan menunaikan kewajiban kita....
berikut adalah ancaman dari ALLAH SWT
 
Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu :
1. Shalat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia.
2. Shalat Zuhur : satu kalo meninggalkan dosanya sama dengan membunuh 1.000 orang umat islam.
3. Shalat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan menutup/meruntuhkan ka’bah.
4. Shalat Magrib : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina dengan orangtua.
5. Shalat Isya : satu kali meninggalkan tidak akan di ridhoi Allah SWT tinggal di bumi atau di bawah langit serta makan dan minum dari nikmatnya.

Siksa di Dunia Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu :

1. Allah SWT mengurangi keberkatan umurnya.
2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya shaleh dari raut wajahnya.
4. Orang yang meninggalkan shalat tidak mempunyai tempat di dalam islam.
5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.

Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Menghadapi Sakratul Maut :

1. Orang yang meninggalkan shalat akan menghadapi sakratul maut dalam keadaan hina.
2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.

Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu di Dalam Kubur :

1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit sempitnya.
2. Orang yang meninggalkan shalat kuburannya akan sangat gelap.
3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Bertemu Allah :

1. Orang yang meninggalkan shalat di hari kiamat akan dibelenggu oleh malaikat.
2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa dosanya dan akan di azab sangat pedih di neraka.

READ MORE - Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu